Kamis, 16 Desember 2010

My Mother is A Witch


Kasih ibu sepanjang masa, aku setuju!
Surga ditelapak kaki ibu, aku tidak setuju!!surga itu ditangan kita sendiri tergantung dari kelakuan kita, mau kita hormat sepenuh hati sepanjang hayat ma ibu kita, tapi kalo kelakuan kita yang lain bejat tiada tara, ya tetep aja masuknya neraka. Kalo kelakuan kita baik, hati kita bersih otomatis sikap kita ke ibu juga baik kaaann…heaven... im coming dehh.

Aku melihat cinta ibu dalam tiga bentuk
1.Bentuk tembok
Atas nama cinta pada anaknya, si ibu akan membentengi si anak dengan tembok. Kemanapun anaknya akan melangkah kalau si ibu merasa kurang senang dengan jalan pilihan itu sudah dipastikan nantinya si anak akan benjol karena nubruk tembok bikinan ibunya sendiri. Apalagi kalau pake mantra “turutin kata ibu, nak kalu ga pengen ibu cepet mati” aiiihh nggak banget deh. Si anak juga jadi susah buat share apapun ke si ibu, karena takut ibunya stress trus stroke trus sayonara. Uhhhmm bisa ga sih dilaporin ke KPAI kalo kayak gini.

2.Bentuk tali
si anak tersayang bebas kesana kemari tapi dengan tali yang melilit dilehernya dan ibu yang terus menerus mengikutinya sambil memegang tali itu. Si anak takut untuk menjadi diri sendiri karena –hello dude!!mom’s here-, andai si anak berniat kabur, si ibu tinggal menarik talinya dan ngeeeekss..sianak pun sesek kecekek. Apabila si anak menangis kesakitan, si ibunya cukup memeluk dan bilang “ini karena mama sayang kamu” ( aiihh sounds like soap opera ). Huuuffttt, kenapa ga sekalian aja dikandangin ya.

3.Bentuk gaib
Ini bentuk paling abstrak buat di jabarkan, karena ya itu tadi, gaib. Bentuknya tidak terlihat tapi ada.
Si ibu tidak selalu mencari tau keadaan anakanya, tapi sianak dengan begitu nyamannya menceritakan semua ke si ibu. Dari cerita jatuh cinta hingga patah hati. Saat sakit atau sehat, sedih maupun senang..ibunya pasti tau tanpa harus si ibu mencari tau.

Aku dan ibuku punya hubungan gaib itu. Ibuku tidak menelponku tiap hari walau kami tinggal berjauhan. Kadang aku iri melihat temanku yang begitu sering ditelpon ibunya cuma untuk menanyakan sudah makan atau belom. Tapi ketika aku menelpon untuk bercerita, ibuku akan mendengarkanku dengan baik, tertawa mendengar kebahagiaanku dan menguatkanku ketika mendengar kejatuhanku. Kami berbagi layaknya sahabat dan bercanda layaknya teman, bahkan kami berdebat layaknya kolega. Kadang orang menilai kedekatanku dengan ibu kelewat batas. Bagiku tidak. Aku bersikap kelewat batas, kurang ajar pada ibuku kalau aku mengumpat padanya, berkata kasar, menjambak rambutnya, menendangnya,melemparkan barang kepadanya,tidak mengakuinya sebagai ibu atau melakukan hal2 yang dapat menghancurkan nama baiknya. Jadi dengan hubungan yang saat ini aku miliki dengan ibu, aku bukanlah anak durhaka.

Ibu bukan untuk ditakuti, ibu untuk kita hormati dan sayangi. Bicaralah padanya apabila kamu tidak setuju tentang sesuatu, dia pasti akan mendengar. Kalau kita melakukan sesuatu demi kebahagiaan ibu dengan mengorbankan kebahagiaan kita sendiri, menurutku itu salah, karena yang ibu inginkan adalah kebahagiaan kita.

Ibu bukanlah Tuhan, ibu juga manusia jadi benarkanlah dia apabila dia salah.
Jangan takut berdebat dengan ibu karena ibu dan anak pasti bertengkar dan mereka TETAP ibu anak.

My mother is a witch
Karena dia bisa menyihir apapun menjadi lebih baik dan lebih indah 


Keep crazy..hahaha!!
Brie!

1 komentar: