Selasa, 28 Oktober 2008

Broken Heart is always SUCK!!




Malam ini aku marah entah kepada siapa, malam ini aku sedih entah karena apa. Malam ini memihakku, karena hujan turun seperti air bah yang tertumpah dari mulut langit, sehingga tidak ada mahluk di semesta raya ini yang bisa melihat wajahku basah karena air mata, semua mahluk itu hanya akan tau bahwa aku basah karena hujan.Entah sejak kapan aku tidak pernah suka jika ada yang melihatku menangis, aku ingin dunia tau bahwa aku bukanlah perempuan cengeng.


Samar, aku dapat melihatnya. Gedung itu berdiri dengan megah dan sedikit sombong. Ialah gedung yang seumur hidupku menjadi tempat untuk mengadu, bersembunyi atau sekedar bercerita dan kemudian duduk diam berjam-jam, mencoba membaca dan mereka masa depan.


Dengan sopan aku melangkah masuk. Dalam keadaan apapun, aku harus tetap waras dan sadar bahwa temapat agung ini haruslah dihormati. Kita tidak boleh bertingkah kurang ajar di tempat seagung ini. Kusesali air yang terus menetes dari bajuku karena membuat setiap lantai yang aku pijak menjadi basah. Maafkan aku, batinku karena telah membuat tempat suci ini menjadi basah dan kotor.


Lalu aku bersimpuh.


Kali ini aku tidak ingin mengadu, aku tidak ingin bercerita, aku hanya ingin berjanji bahwa bait demi bait doa itu tak kan pernah lagi aku lafaskan, bahwa lembar demi lembar kertas berisi tulisan nan suci itu tak kan pernah lagi aku baca dan bahwa, tempat agung ini tak kan aku sambangi lagi.


Di sini, di depan mimbar suci ini, ku tanggalkan agamaku.


Biarlah seisi dunia menghujatku, aku tidak akan perduli. Bagiku, agama bukan Tuhan. Ya. Aku tanggalkan agamaku tapi tidak Tuhanku.


Lima jam yang lalu aku berhenti memahami arti agama, lima jam yang lalu aku membenci kata berejakan a-ga-ma karena lima jam yang lalu aku patah hati, karena lima jam yang lalu kekasihku datang kepadaku dalam derai hujan hanya untuk berkata bahwa dia mencintaiku (seperti aku mencintainya) dan bahwa dia harus pergi meninggalkanku karena agama.


Namaku Brie,

Agamaku cinta,

Kekasihku Tuhan.


Tengah Malam,

Di antara seribu hujan,

...mengenang mantan kekasih yang selalu mencintai..


Hanya sekelumit ungkapan protes dari sudut imajinasi yang tengah muak dengan perbedaan yang lancang mengatasnamakan Tuhan.

3 komentar:

  1. it sucks but it s luck for U to get this enigma...life goes on and sometimes shits happen... life goes on and sometimes wits come ... hihihi... nice shot!

    BalasHapus
  2. kok aku ngrasain sama ya... salam kenal, brie

    BalasHapus
  3. ya ampyun Brie... sendu bener bahasamu kali ini... ternyata fiksi... imajinasi toh... well well well...

    BalasHapus