Selasa, 15 September 2009

Dongeng ; memberi mimpi atau memberi dusta ?


Ketika sedang seru2 nya ngobrol dengan beberapa sahabat baikku, gadis2 super tapi juga bisa nangis, ditemani menu makan malam dari cafe romantis (halah, lebay) di sebelah utara kota,terlintas pikiran gokil tentang dongeng.

Aku adalah salah satu dari miliaran gadis di dunia yang tumbuh dewasa bersama kisah-kisah dongeng. Mulai dari kisah putri dan pangeran, nenek sihir dan singa baik hati sampai si itik buruk rupa dan ular naga panjangnya bukan kepalang...

Dahulu kala, when i was just a little girl..dongeng membuatku melamun berhari-hari. Setiap kali selesai membaca kisah-kisah ajaib itu, aku akan membayangkan diriku menjadi si tokoh dongeng yang tak lain dan tak bukan adalah sang putri cantik jelita yang baik hati nan rupawan, dimana hidupnya selalu berakhir indah.

Kini, di usiaku yang sebanyak ini(Ya Tuhan, tiba-tiba aku merasa tua), kisah-kisah itu masih saja menempel ketat di bagian terdalam ingatanku..tapi ya..pandanganku memang sedikit melenceng dari porosnya semula. Sekarang aku bilang, dongeng itu bohong!

Mari kita tinjau...
Hampir di semua dongeng2 tentang kisah cinta para putri cantik, selalu saja terlihat begitu mudahnya...
Lihat saja si snow white...lahir di istana, cantik, rada sial sih di jahatin ma si ibu tiri dan dibuang di hutan, tapi kan di hutan dapat temen2 kurcaci yang baik hati. (Coba kalau aku yang di buang di hutan, bisa2 baru 15 menit sudah jadi santapan macan totol..fiuuh!), dihutan pun si snow white dilayani oleh para kurcaci, kerjaannya cm nyanyi2 sambil memetik bunga, abis itu ketiban sial lagi keracunan apel, tapi kan nggak mati, malah dicium pangeran ganteng, bangun trus nikah deh ( coba kalau aku yang keracunan apel, boro2 dicium pangeran, malah koma sekarat di rumah sakit, nyusahin orang serumah, belom lagi di bego2in karena bisa2nya keracunan apel..oalala).

Atau yang lebih parah lagi..si sleeping beauty, lahir jadi putri, kaya, cuantik naujubile, eh dikutuk tidur nyenyak (pas tidurpun tetep cantik, nggak ngiler, nggak ngorok), bangun2 udah ada pangeran yang ngajak nikah dan live happily ever after.

Huwaaah...mana ada cerita begitu didunia nyata..yang ada, kita cewek2 harus jatuh bangun nyari cinta sejati, belom lagi ngejalanin semua tetek bengek prosesi PDKT merebut hati sang pangeran cinta..ceilee...capeknya..menguras energi dan pikiran.
Mulai dari sms2 manis, nanyain " lagi dimana?", "udah maem?", "cepet bobok ya, kan capek" sampai tindakan nyata yang bak adegan sinetron. Itupun nggak ada jaminan kalau semua akan berjalan mulus, masih ada adegan baku hantam ala bruce lee, caci maki, belom lagi peristiwa patah hati yang sampai detik ini, aku belum nemu cara tepat untuk nyembuhinnya (kalau jempol kaki yang lecet, tinggal dicocolin betadine ke lukanya, lha kalo hati yang lecet, gmn cara nyocolinnya?, apa betadinenya harus diminum?).

well, there is no another comment from me deh...cuma mungkin di masa datang di pojok kanan buku2 dongeng perlu di cantumkan label "Bimbingan Orang Tua", supaya para orang tua bisa mewanti-wanti anak2nya agar tidak terlalu larut ma cerita dongeng, tetap mengingatkan bahwa kenyataan hidup diluar sana lebih kejam.

!! Cheers!!

1 komentar:

  1. kisah sebenarnya tentang putri tidur yang "katanya" happy ever after tuh ga bener...si penulis nulis everafter cuman karna udah males ngelanjutin...padahal...ga lama setelah putri ma pangeran nikah...si putri nya tuh tidur lagi..jadi bangun tidur tidur lagi, pangeran pun jadi mikir "sebenernya yang dinikahinnya tuh mbah surip apa si putri ya?" ga lama setelah itupun pangeran nalak 3 si putri, nha si putri yang di talak juga ga peduli kok..soale si putri sih pinginnya di cium lagi ma pangeran yang lebih ganteng and lebih kaya...gitu cerita sebenarnya dari putri tidur...prikitiew

    BalasHapus